Rabu, 01 April 2009

Sake

Sake (酒; diucapkan "sɑ.kɛ" "SA-KE") adalah sebuah minuman beralkohol dari Jepang yang berasal dari hasil fermentasi beras. Sering juga disebut dengan istilah anggur beras.


SAKE Pictures, Images and Photos
sake



Di Jepang, kata "sake" berarti "minuman beralkohol". Di beberapa wilayah regional dapat memiliki arti yang lain. Di Kyushu Selatan, sake berarti minuman yang disuling. Di Okinawa, sake merujuk ke shōchu yang terbuat dari tebu.

Sake memiliki aroma yang mirip dengan tape beras.
Photobucket
tong-tong sake



Selain sake, ada juga minuman keras lain di jepang, yaitu shocu dan beer...
Mari kita membahas tentang shocu...

Shochu (焼酎 ,Shōchū?) adalah sebutan untuk minuman keras asal Jepang yang kandungan alkoholnya lebih tinggi dari sake atau anggur, tapi lebih rendah dari wiski.


Sebotol shocu



Rasa dan aroma shochu sangat berbeda dari sake yang dibuat dari beras, karena bahan baku shochu adalah campuran berbagai jenis produk pertanian dan umbi. Shochu adalah minuman keras hasil penyulingan dan berbeda dari sake yang merupakan hasil peragian.

Di Jepang, shochu merupakan minuman keras yang populer sejak dulu di kalangan rakyat, karena harganya lebih murah daripada sake. Shochu dikenakan pajak minuman keras yang lebih rendah, sehingga bisa dijual dengan harga lebih murah. Kyushu menghasilkan merek-merek shochu terkenal di Jepang.

Minuman keras disebut shochu kalau memenuhi syarat:

* Tidak menggunakan bahan baku dari serealia yang bisa berkecambah
* Tidak disaring melewati arang yang dibuat dari kayu pohon shirakaba
* Sewaktu proses penyulingan tidak dicampur bahan tambahan lain selain bahan-bahan yang sudah ditentukan
* Kandungan alkohol berada di bawah ambang batas yang ditentukan.

Sejarah

Di Jepang dulunya dikenal minuman keras beralkohol sangat tinggi yang disebut araki (dikenal di Asia Timur sebagai arak atau arac), dan minuman keras hasil penyulingan yang disebut rambiki (Alambique).

Literatur Jepang yang menyebut tentang shochu sangat terbatas jumlahnya, tapi paling tidak shochu sudah dibuat sekitar abad ke-16. Di tahun 1549, misionaris Fransisco Xavier yang mendarat di Provinsi Satsuma mencatat bahwa orang Jepang sudah menikmati minuman keras beralkohol tinggi hasil penyulingan. Di panel kayu yang terdapat di kuil Kōriyama Hachimangū, kota Ōkuchi, Prefektur Kagoshima ditemukan corat-coret seorang tukang kayu sewaktu memugar kuil di tahun 1559 yang isinya kurang lebih berbunyi, "Biksu kepala pelit, mentraktir shochu saja tidak mau". Tulisan bernada mengomel ini merupakan catatan tertua yang tersisa mengenai kebiasaan minum shochu di Jepang.

Hingga di zaman Edo, shochu diproduksi menggunakan metode kasutori dengan satu kali penyaringan. Di zaman Meiji, mesin penyuling yang bisa melakukan penyulingan berkali-kali didatangkan dari Inggris. Dengan mesin baru, shochu bisa diproduksi secara besar-besaran dengan harga murah, padahal waktu itu Jepang sedang kekurangan beras.



Ternyata “Minum” pun Ada Aturannya…!!!

Jepang memang memiliki budaya yang “luar biasa”, tidak hanya bagaimana cara berprilaku, berpakaian, bahasa, membaca ataupun yang lainnya, tapi sampai minum-pun ternyata ada aturannya. Salah satu aturan minum adalah bagaimana cara minum minuman beralkohol di Jepang (khususnya sake), di Jepang tidak semua orang dapat meminum minuman beralkohol, karena batas usia minimum seseorang dapat meminum minuman keras adalah 20 tahun. Saat berkumpul bersama, biasanya orang Jepang lebih suka melayani dan mengisi gelas temannya daripada menuangkan sake ke dalam gelasnya sendiri, dan sebaliknya pun melakukan hal yang sama. Saat akan meminum sake atau minuman beralkohol lain biasanya orang Jepang memulainya dengan mengangkat gelas dan bersulang terlebih dahulu sambil mengucapkan kata “kanpai”.
Ada tradisi yang lucu dalam meminum sake ini yaitu, gelas yang kosong menandakan seseorang masih kuat untuk minum lebih banyak, karena itu gelas yang hampir kosong sebaiknya ditambahkan sake. Berbeda dengan di Indonesia, di Jepang meninggalkan gelas yang terisi penuh bukanlah sesuatu hal yang di anggap kurang sopan atau sesuatu yang dianggap sebagai pemborosan, karena hal itu justru sebagai pertanda bahwa orang itu sudah tidak kuat minum. Karena itu seseorang yang sudah tidak mau minum sake lagi sebaiknya membiarkan gelasnya terisi penuh agar tidak diisi lagi oleh temannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar